Limbah
padat industri tahu meliputi ampas tahu yang diperoleh dari hasil pemisahan
bubur kedelai dan juga kulit ari kedelai
sisa proses perendaman. Ampas tahu masih mengandung protein yang cukup tinggi sehingga masih dapat
dimanfaatkan kembali menjadi kecap, taoco, tepung yang dapat digunakan dalam
pembuatan berbagai makanan seperti kue kering, cake, lauk pauk, kerupuk, dan lain-lain.
Ampas tahu masih
mengandung beberapa zat yang masih bermanfaat bagi tubuh. Sampai saat ini
sedang diupayakan berbagai cara pemanfaatan ampas tahu menjadi produk yang
bermanfaat oleh salah satu industri tahu di Semarang. Salah satu pemanfaatan
ampas tahu di salah satu pabrik tahu tersebut adalah dengan mengolah ampas tahu
menjadi tempe gembus. Proses pembuatan tempe gembus tersebut terbilang
cukup mudah karena tidak membutuhkan keterampilan yang khusus dan
membutuhkan modal yang tidak besar.
Bahan
baku pembuatan tempe gembus adalah ampas tahu. Tahap pertama dalam pengolahan
ampas tahu di salah satu pabrik tahu tersebut adalah ampas tahu direndam dalam
air selama 12 jam. Ampas tahu yang telah
direndam selanjutnya dipres menggunakan mesin pres untuk mengeluarkan kandungan
air yang terdapat dalam ampas tahu tersebut. Tahap selanjutnya adalah fermentasi, ampas tahu yang
sudah bersih, kemudian ditaburi dengan ragi tempe dan diaduk-aduk sampai rata. Ampas
tahu yang telah ditaburi ragi selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik dan kemudian
diletakkan di rak-rak agar terhindar dari serangga dan cahaya matahari langsung
selama 4-5 hari hingga kapang yang terbentuk cukup tebal dan menutupi seluruh
tempe gembus.
Ampas
tahu di industri tahu tersebut juga dibuat tepung yang disebut dengan tepung
serat ampas tahu. Bentuk tepung tersebut mempunyai sifat tahan lama, dan dapat
menjadi bahan baku pengganti tepung terigu atau tepung beras untuk berbagai makanan.
Penambahan bahan lain disesuaikan dengan
kebutuhan yang sesuai dengan produk apa yang akan dibuat. Selain kue kering, tepung tersebut dapat pula
digunakan untuk membuat lauk pauk seperti dijadikan kerupuk ampas tahu,
perkedel, resoles dan kroket.
Proses
pembuatan tepung ampas tah tersebut relatif
lebih mudah. Setelah didapat ampas tahu yang segar, segera dilakukan pemerasan
untuk mengurangi kadar air bahan. Ampas tahu yang telah selesai diperas kemudian
dikeringkan. Pengeringan paling murah adalah dengan memanfaatkan sinar matahari.
Ampas tahu tersebut kemudian dijemur tipis-tipis dengan ketebalan antara 1-2 cm pada hamparan logam
atau tampah yang dihampar di tempat yang bersih, beberapa saat kemudian dilakukan
pembalikan atau perataan. Selanjutnya dilakukan penggerusan untuk melembutkan
bagian-bagian yang masih besar dan keras. Tahap terakhir kemudian dilakukan
pengayakan. Alternatif lain selain menggunakan sinar matahari dapat pula dilakukan dengan menggunakan alat
pengering atau oven. Suhu yang digunakan sekitar 70o C dan dioven selama 4-5 jam,
dengan cara tersebut akan didapatkan serbuk ampas tahu yang cukup kering lalu langkah
selanjutnya dilakukan pengayakan.
Limbah
padat industri tahu tidak hanya berupa ampas tahu saja, tetapi juga kulit ari
kedelai sisa proses perendaman. Kulit ari kedelai di industri tahu tersebut dimanfaatkan
untuk campuran pakan ternak. Pembuatan pakan
ternak tersebut cukup mudah, yaitu kulit ari yang sudah dibersihkan dari
berbagai kotoran dicampur dengan air dan bahan campuran lain seperti bakatul,
tepung ikan, hijauan, dan lain-lain. Kemudian diaduk rata dan siap diberikan ke
ternak.
Sumber:
http://eprints.undip.ac.id/17407/1/Fibria_Kaswinarni.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar