Selasa, 16 Juni 2015

Distribusi Poisson

Distribusi Poisson
Distribusi poisson disebut juga distribusi peristiwa yang
jarang terjadi, yang ditemukan oleh Simoon Denis Poisson (1781-1841), ahli matematika dari Prancis. Distribusi poisson merupakan distribusi teoritis dengan variabel random diskrit. Distribusi poisson adalah distribusi nilai-nilai bagi suatu variabel random X (X diskrit), yaitu banyaknya hasil percobaan yang terjadi dalam interval waktu atau daerah tertentu (Hasan, 2003).

Distribusi hipergeometrik

Distribusi Hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik adalah distribusi probabilitas diskrit dari sekelompok objek yang dipilih tanpa pengembalian. Sampling dilakukan tanpa pengembalian dari kejadian sampling yang diambil dari populasi dengan kejadian-kejadian terbatas, maka proses Bernoulli tidak dapat digunakan karena ada perubahan secara sistematis dalam probabilitas sukses seperti kejadian-kejadian yang diambil dari populasi. Pengembalian sampling tanpa pengembalian digunakan dalam situasi sebaliknya dan memenuhi syarat Bernoulli, maka distribusi hipergeometrik adalah distribusi probabilitas diskrit yang tepat.
Distribusi hipergeometrik juga termasuk distribusi teoritis seperti halnya distribusi binomial. Perbedaan yang utama antara distribusi binomial dan distribusi hipergeometrik adalah pada cara pengambilan sampelnya. Pada distribusi binomial pengambilan sampel dilakukan dengan pengembalian, sedangkan pada disribusi hipergeometrik pengambilan sampel dilakukan tanpa pengembalian.
Distribusi hipergeometrik merupakan distribusi data diskrit. Probabilitas suatu peristiwa pada suatu percobaan akan menghasilkan dua macam peristiwa dependen menghasilkan probabilitas peristiwa yang berbeda pada setiap percobaan. Kondisi ini biasanya muncul pada percobaan yang dilakukan tanpa pengembalian dengan populasi terbatas. distribusi hipergeometrik adalah bentuk probabalitas tanpa pengembalian, yaitu setiap pencuplikan data yang telah diamati tidak dimasukkan kembali dalam populasi semula.
Ciri-ciri Percobaan Hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik, dari setiap pengambilan sampel dikerjakan dengan tidak melakukan pengembalian setiap jenis benda yang telah diamati. Suatu percobaan hipergeometrik bercirikan dua sifat berikut:
a. Suatu contoh acak berukuran n diambil dari populasi yang berukuran N.
b. k dari N benda diklasifikasikan sebagai berhasil dan N-k benda diklasifikasikan sebagai gagal.

Himpunan

A. Himpunan
Himpunan adalah bentuk dari objek-objek yang kolektif. Setiap objek dalam himpunan disebut elemen atau anggota dari himpunan tersebut. Statistik himpunan dikenal sebagai populasi sedangkan bagian dari himpunan disebut sampel.


B. Macam-Macam Himpunan
Himpunan dibedakan menjadi beberapa macam. Himpunan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat seluruh objek yang dibicarakan atau himpunan yang menjadi objek pembicaraan. Himpunan semesta dilambangkan S atau U.
Contoh:
S = U = {a, b, c…}
S = U = {X : x bilangan asli}
b. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota. Himpunan kosong dilambangkan  atau { }. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari semua himpunan.
c. Himpunan Bagian
Himpunan bagian adalah himpunan yang menjadi bagian dari himpunan lain. Himpunan A merupakan himpunan bagian dari B jika setiap unsur A merupakan unsur B atau A termuat didalam.
d. Himpunan Komplemen
Himpunan Komplemen adalah himpunan semua unsur yang tidak termasuk dalam himpunan yang diberikan. Jika himpunannya adalah A maka himpunan komplemennya dilambangkan atau .
C. Operasi Himpunan
Himpunan memiliki beberapa operasi dalam pengunaannya. Operasi  himpunan tersebut antara lain:
a. Operasi Gabungan (Union)
Gabungan dari himpunan A dan himpunan B adalah semua unsur yang termasuk didalam A atau di dalam B atau di dalam A dan B  sekaligus gabungan dari himpunan A dan himpunan B dilambangkan A atau A+B.

b. Operasi Irisan (Interseksi)
Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan semua unsur yang termasuk di dalam A dan di dalam B. Irisan dari himpunan A dan himpunan B dilambangkan A ∩ B atau AB dan dituliskan: A ∩ B={X: x Ư A dan x Ư B}.
c. Operasi Selisih
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan semua unsur A yang tidak termasuk di dalam B. Selisih himpunan A dan himpunan B dilambangkan A-B atau A ∩ B. Dituliskan: {X: x Ư A dan x Ư B} atau {X: x Ư A dan x Ư B}.
D. Beberapa Aturan dalam Himpunan
Himpunan terdapat beberapa aturan dalam penggunaannya. Aturan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Hukum Komutatif (Commutative Law)
AƯB=BƯA
A∩B=B∩A
b. Hukum Asosiatif (Associative Law)
(AƯB)ƯC=AƯ(BƯC)
(A∩B)∩C=A∩(B∩C)
c. Hukum Distributif (Distributive Low)
A∩(BƯC)=(A∩B)Ư(A∩C)
AƯ(B∩C)=(AƯB)∩(AƯC)
d. Hukum Identitas (Identity Law)
A∩S=A
A∩∅=∅
e. Hukum Komplementasi (Complementation Law)
A∩A=Ư
AƯA=S
n (AƯB) = n(A) + n(B) – n(A∩B), sehingga
n(AƯBƯC) = n(A) + n(B) + n(C) –n(AB)–n(AC)–n(BC)+n(ABC)
n(A) = Bilangan Kardinal himpunan A.

TUGAS 2 PKN

AYAT-AYAT ADINDA
Poster film Ayat-Ayat Adinda
Jumat, 12 Juni 2015 pukul 12.30 WIB saya, Encep Suhendar, Almira (teman kami) dan anggota dari kelompok saya yang terdiri dari Agung Satria Arfana, Ines Adi Putra, Rizky Nuzul, Royman Simarangkir, Siti Hartinah, dan Tia Febrita pergi ke 21 Depok untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kewarganegaraan dengan menonton film Indonesia, dan kami memilih film Ayat-Ayat Adinda.

Senin, 15 Juni 2015

Probabilitas


Probabilitas
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi ilmu tentang probabilitas. Ilmu probabilitas adalah bagian dari ilmu

Distribusi teoritis


Distribusi Teoritis
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi ilmu tentang distribusi teoritis. Distribusi teoritis atau distribusi probabilitas teoritis adalah

Keruncingan

Keruncingan
Pada kesempatan ini saya akan berbagi ilmu tentang kurtosis. Keruncingan atau kurtosis adalah

Puisi tuk kawan


Rinduku

Kuteringat akan masa-masa indah
Masa dimana kita saling bercerita
Bercerita kisah

puisi untuk ayah ibu


MUTIARA HIDUPKU

Kau jaga diri ini
Kau rawat diri ini
Kau besarkan diri ini
Dari bayi hingga ku berdiri disini
Dengan penuh cinta
Dengan penuh kasih sayang
Tanpa mengharap balas jasa
Hingga kau korbankan semua

Jiwa yang kau korbankan
Membuatku hidup hingga sekarang
Raga yang kau korbankan
Membuatku merasa aman
Harta yang kau keluarkan
Membuatku tahu berbagai hal

Namun jika kuingat semua pengorbanan
Yang telah engkau berikan
Rasanya tak mungkin bisa kubalaskan
Walaupun seluruh dunia ini kuberikan

Mungkin…
Hanya lewat sajak ini
Aku dapat ungkapkan
Semua rasa terima kasihku
Semua rasa sayangku
Semua rasa kasihku
Atas semua jasamu
Atas semua pengorbananmu
Atas kasih sayangmu
Dan seluruh jiwa ragamu
Yang telah engkau korbankan untukku

Terima kasih ibu…
Terima kasih ayah…
Atas semua yang kau berikan
Atas kasih, sayang dan cinta yang kau curahkan
Pada diriku ini
Anakmu yang kau sayang

Terima kasih ibu…
Terima kasih ayah…
Berkat jasamu
Berkat pengorbananmu
Aku bisa seperti sekarang ini
Hanya doa yang bisa kupanjatkan
Kepada Tuhan semesta alam
Agar kau selalu diberi kesehatan
Oh Ibu…
Oh Ayah…
Tak ada sesuatu yang berharga bagiku
Karena kaulah muatiara hidupku 

Pupuh

Pupuh merupakan karya sastra berbentuk puisi yang termasuk bagian dari sastra Sunda. Pupuh terikat oleh aturan (patokan) pupuh, berupa watek, guru wilangan, dan guru lagu. Watek adalah karakteristik isi pupuh. Guru wilangan adalah jumlah sukukata (engang) tiap larik/baris (padalisan). Sedangkan guru lagu adalah bunyi vokal akhir (sora panungtung) tiap padalisan. 
Terdapat 17 jenis puluh yang terbagi kedalam dua kategori, yaitu:  sekar ageung (4 jenis pupuh) dan sekar alit (13 jenis pupuh).Pupuh sekar ageung dapat dinyanyikan (ditembangkeun) dengan menggunakan lebih dari satu jenis lagu, sedangkan pupuh sekar alit hanya bisa dinyanyikan dengan satu jenis lagu.
Setiap pada (bait) ke-17 jenis memiliki jumlah padalisan yang berbeda, begitu pun dengan patokan pupuh berupa guru wilanganguru lagu, dan watek-nya pun berbeda. Di bawah selengkapnya bisa dilihat perbedaannya:



Sekar Ageung

1. Kinanti 

Watek:
Menggambarkan perasaan sedang menanti (nungguan), khawatir (deudeupeun), atau rasa sayang (kanyaah).
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
8-u, 8-i, 8-a, 8-i, 8-a, 8-i



2. Sinom 

Watek:

Menggambarkan rasa gembira (gumbira) atau rasa sayang (kadeudeuh).
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
8-a, 8-i, 8-a, 8-i, 7-i, 8-u, 7-a, 8-i, 12-a



3. Asmarandana

Watek:

Menggambarkan rasa asmara (kabirahian), cinta kasih (deudeuh asih), atau rasa sayang (nyaah).
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
8-i, 8-a, 8-é/o, 8-a, 7-a, 8-u, 8-a



4. Dangdanggula

Watek:

Menggambarkan rasa kedamaian (katengtreman), keindahan (kawaasan), keagungan (kaagungan), atau kegembiraan (kagumbiraan).
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
10-i, 10-a, 8-é/o, 7-u, 9-i, 7-a, 6-u, 8-a, 12-i, 7-a




Sekar Alit

5. Pucung

Watek:
Menggambarkan rasa marah (ambek) terhadap diri sendiri, atau benci (keuheul) karena tidak setuju hati.
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
12-u, 6-a, 8-é/o, 12-a



6. Wirangrong

Watek:

Menggambarkan rasa malu (kawiwirangan), malu oleh perilaku sendiri.
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
8-i, 8-o, 8-u, 8-i, 8-a, 8-a



7. Maskumambang

Watek:

Menggambarkan rasa kesedihan (kanalangsaan), sedih dengan sakit hati.
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
12-i, 6-a, 8-i, 8a



8. Ladrang

Watek:

Menggambarkan rasa lelucon (banyol) dengan maksud menyindir (nyindiran)
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
10-i, 4-a (2x), 8-i, 12-a



9. Balakbak

Watek:

Menggambarkan lelucon (heureuy) atau komedi (banyol).
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
15-é, 15é, 8-o, 15-é



10. Magatru

Watek:

Menggambarkan rasa sedih, penyesalan (handeueul) oleh perilaku sendiri, atau menasehati (mapatahan).
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
12-u, 8-i, 8-u, 8-i, 8-o



11. Lambang

Watek:

Menggambarkan rasa lelucon (banyol) tetapi banyol yang mengandung hal yang harus dipikirkan.
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
8-a, 8-a, 8-a, 8-a



12. Jurudemung

Watek:

Menggambarkan rasa bingung, susah dengan apa yang harus dilakukan (pilakueun).
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
8-a, 8-i, 8-a, 8-i, 8-a, 8-i



13. Gurisa

Watek:

Menggambarkan orang yang sedang melamun (ngalamun) atau melamun kosong (malaweung)
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a, 8-a



14. Gambuh

Watek:

Menggambarkan rasa sedih (kasedih), susah (kasusah), atau sakit hati (kanyeri).
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
7-u, 10-u, 12-i, 8-u, 8-o



15. Mijil

Watek:

Menggambarkan rasa bersedih (kasedih) tetapi dengan penuh harapan.
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
10-i, 6-o, 10-é, 10-i, 6-i, 6-u



16. Pangkur

Watek:

Menggambarkan rasa marah (ambek) yang tersimpan dalam hati atau menghadapi tugas yang berat.
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
8-a, 11-i, 8-u, 7-a, 12-u, 8-a, 8-i



17. Durma

Watek:

Menggambarkan rasa marah (ambek), besar hati (gedé haté), atau semangat (sumanget)
Guru Wilangan dan Guru Lagu:
12-a, 7-i, 6-a, 7-a, 8-i, 5-a, 7-i