Selasa, 17 November 2015

Pemuda dan Sosialisasi

A. Pengertian Pemuda
Pemuda adalah generasi yang diharapkan terhadap bangsa dan negaranya untuk meneruskan generasi sebelumnya. Tapi terkadang pemuda zaman sekarang tidak menyadari bahwa didiri mereka terbebani menjadi pengganti generasi sebelumnya.
B. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang norma – norma masyarakat yang akan membentuk kepribadiannya di lingkungan masyarakat, dan dapat berfungsi sebagai peranan di kelompok individu.
Internalisasi adalah perubahan dalam masyarakat. Sedangkan Sosialisasi adalah suatu proses yang mempelajari tentang norma-norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya di lingkungan masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi di dalam lingkungan masyarakat, maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.
C. Proses Sosialisasi
Proses Sosialisasi ada 4 yaitu:
1. Tahapan Persiapan » Tahapan ini ilakukan sejak manusia dilahirkan, pada saat anak-anak mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia sosialisasi dari lingkungan rumah, media dan tempat-tempat yag disinggahinya dengan cara meniru walaupun tidak sempurna.
2. Tahapan Meniru » Dimana seorang anak yang mulai sempurna untuk meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya, nama orang tuanya, dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
3. Tahapan Siap Bertindak » Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya meniru menjadi seorang diri yang dia inginkan, menyadari adanya suatu norma yang ada di rumah maupun di lingkungannya, dan mulai mendapatkan kompleks yang harus dihadapinya dalam bersosialisasi.
4. Tahapan Norma Kolektif » Tahapan ini sudah dianggap dewasa karena di dalam dirinya sudah tahu sepenuhnya apa itu arti norma dalam kehidupan yang sebenarnya, memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap orang yang ia kenal maupun orang yang ia tidak kenal dalam arti masyarakat luas.
D. Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda
Jika dilihat lebih mendalam, mahsiswa pada garis besarnya mempunyai peranan sebagai :
a. agent of change
b. agent of development
c. agent of modernizatiom
Sebagai agent of change, mahasiswa bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah perubahan yang lebih baik. Sedangkan agent of development, mahasiswa bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Sebagai agent of modernization, mahasiswa bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam pembahruan.
Masyarakat membutuhkan peran serta pemuda untuk kemajuan bersama. Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis pemudanmenjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
E. Pemuda dan Identitas
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni:
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
• Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan kemampuan ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
F. Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing-masing agar bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi disebut mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan tinggi disebut dosen. Disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi ilmu-ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa dan negaranya.

Senin, 16 November 2015

Ujung Tombak Kehidupan Sosial

Ujung Tombak Kehidupan Sosial
Apa yang dimaksud dengan ujung tombak kehidupan sosial? Jawabannya adalah pemuda. Mengapa pemuda? Karena semua beban yang ada di lingkungan sosial tersebut dipilkulkan kepada pemuda. Selain itu, pemuda merupakan masa dimana pada masa itu disebut dengan masa puncak kehidupan. Mengapa disebut masa puncak kehidupan? Untuk menjawabnya silahkan baca tulisan saya kali ini.
Kata pemuda atau remaja mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun apakah kita mengetahui makna dari kedua istilah tersebut, dan apakah perbedaan antara dua istilah tersebut. Kemudian apa saja peran pemuda dan remaja dalam kehidupan sosial, serta masalah-masalah yang dihadapi oleh pemuda dan remaja pada saat ini. Untuk itu saya akan membahas sedikit tentang pemuda atau remaja ataupun generasi muda.
Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”. Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24 tahun sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10 -19 tahun. Jadi pemuda identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb.
Kelemahan mecolok dari seorang pemuda adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri. Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda- tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.
Pemuda atau remaja merupakan ujung tombang perjalanan kehidupan dalam sebuah negara atau bangsa, tak ada yang pungkiri itu. Oleh karena itu, sesuatu yang terjadi terhadap pemuda dan remaja cukup menarik perhatian semua kalangan, baik akademisi, politisi, kaum agamawan maupun pemuda dan remaja itu sendiri. Kehidupan pemuda dan remaja serta perubahan sosial yang terjadi terhadap mereka juga menarik minat kaum peneliti untuk menumpahkan pikirannya terhadap hal tersebut.
Sebenarnya tidak ada perbedaan antara pemuda dan remaja. Namun jika lebih diperhatikan kedua nama atau istilah tersebut beda penempatan dalam kondisi dan peran sosial. Pemuda lebih ditempatkan dalam hal politik dan sosial, sedangkan remaja ditempatkan dalam hal budaya populer dan gaya hidup. Remaja merupakan transisi antara anak-anak dan masa dewasa dan pemuda merupakan masa dewasa awal. Istilah pemuda selalu dikaitkan dengan hal yang berbau perubahan sosial, politik seperti reformasi, walau yang terakhir ini disusupi oleh elemen lain yaitu mahasiswa, tetapi mahasiswa juga sub-elemen dari pemuda. Pemuda merupakan ujung tombak dalam hal tersebut, tanpa keterlibatan pemuda mustahil hal seperti diatas dapat berjalan.
Realitas pemudaisme atau kepemudaan mulai bangkit ketika sumpah pemuda dikumandangkan pada tahun 1928. Kegiatan-kegiatan anak muda dan organisasi anak muda selalu bergerak akan hal-hal yang berbau politis. Kiprah pemuda pada waktu itu bersatu untuk mewujudkan kemerdekaan indonesia, sikap nasionalisme yang terbangun merupakan wujud dari keinginan merubah keadaan dan realitas sosial serta politik. kondisi pemuda seperti ini terus bertahan sampai masa orde baru berkuasa.
Sebelum Orde Baru, studi tentang kaum muda selalu dikaitkan dengan persoalan politik. Seperti disebutkan Benedict Anderson dalam bukunya yang masyhur, Revolusi Pemuda (1988), di masa sebelum Soeharto berkuasa, kegiatan yang tersedia bagi anak-anak muda adalah kegiatan yang sifatnya politis. Pada masa Orde Lama dan sebelumnya, sebagian besar pemuda Indonesia menghabiskan waktunya dengan mengikuti organisasi-organisasi pemuda, mahasiswa dan juga partai politik. Pada masa itu, budaya apatisme amat jauh dari pikiran pemuda. Anak-anak muda besar dalam realitas sosial yang memang menuntut mereka untuk peduli dan terlibat langsung untuk ikut merubah keadaan ke arah yang lebih baik.
Hingga kemudian bangsa ini memasuki masa pertumbuhan ekonomi dan pembangunan 1970-an, pada saat inilah terjadi pergeseran kondisi kaum muda indonesia. pada masa ini, terjadinya stabilitas perekonomian Indonesia telah mempengaruhi kondisi sosiologis kaum muda Indonesia. Sehingga terbentuklah gaya hidup baru yang jauh dari realitas sosial dan politik di Indonesia pada waktu itu. Banyak pihak yang berpendapat bahwa kondisi ini juga akibat dari depolitisasi yang dilakukan oleh Soeharto. James Siegel, memotret kondisi-kondisi yang terjadi di Indonesia pada kala itu. Bukunya, Solo in The New Order, Language and History in an Indonesian Town (1986), salah satunya. Menurut James Siegel, mulai terjadi pergantian istilah untuk menyebut kaum muda Indonesia itu, disinilah muncul istilah "Remaja".
Menurut Siegel, remaja merupakan anak muda hasil depolitisasi Orde Baru, karna pergantian istilah ini bukan hanya soal bahasa tapi juga soal politik. Dengan kata lain, sejak saat itu, kaum muda Indonesia mulai melirik hal-hal lain diluar politik dan sosial sebagai aktifitas mereka. Hari demi hari remaja Indonesia mulai disibukkan dengan gaya hidup dan urusan hedonis lainnya. Generasi yang bisa dikatakan mulai tabu untuk membicarakan perubahan sosial dan kondisi masyarakat di sekelilingnya. Walau ada segelintir intelektual dari kaum muda yang menggerakkan diri untuk berbicara ke permukaan, tapi itu hanya segelintir. Nyatanya istilah "remaja" memang membuat kaum muda untuk diam dan terus terbuai dengan pembangunan dan sedikit kesenangan.
Realitas ini semakin nyata ketika remaja Indonesia mengekori budaya barat. Media menjadi elemen yang sangat berpengaruh terhadap kondisi seperti ini. Remaja dibuai dengan program-program yang semakin jauh dengan realitas sosial, tak tersadari oleh kaum muda memang, tapi kondisi seperti ini memang sangat diharapkan oleh kapitalisme yang menguasai media sebagai senjata ampuhnya.
Pemuda merupakan tambang bagi kemajuan suatu bangsa. Peran kaum muda dalam menghadapi permasalah bangsa saat ini tergantung dari lingkungan dan pendidikan rohani yang didapatkannya. Berikut adalah alasan kenapa masa muda dianggap sebagai masa penentu baik buruknya suatu bangsa .
a.    Masa paling kritis
Kenapa masa muda disebut sebagai masa paling kritis? Hal ini karena di masa-masa inilah seseorang lebih banyak mengalami perubahan baik fisik maupun rohani , dan di masa inilah kekuatan dan kemampuan mereka mampu mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Diibaratkan mereka seperti meteor yang melaju cepat, yang cahayanya mampu membuat seseorang takjub dan waktunya sekejap. Seperti itulah kaum muda, masa muda merupakan masa paling singkat, energi kaum muda adalah kekuatan yang luar biasa dibandingkan anak-anak atau orang dewasa, mereka memiliki pola pikir yang lebih cemerlang , daya tangkapnya lebih cepat dan memiliki daya lebih tinggi.
Masa muda yang merupakan masa paling kritis ini perlu diberi asupan gizi yang bisa mendukungnya ke arah yang benar yaitu pendidikan rohani. Pendidikan rohani akan membantu mereka dalam menentukan pilihan, benar atau salah, baik atau buruk.
b.    Masa pembentukan jati diri
Masa muda adalah masa peralihan dari anak- anak, remaja yang kemudian masa muda. Di masa anak-anak, seseorang hanya mengetahui bahwa semua yang ia lakukan adalah benar dan menyenangkan. Ketika remaja, dia mulai merasa memiliki hak untuk bicara, mulai belajar mengidentifikasi masalah dan cenderung mengikuti perilaku orang dewasa .
Pada masa ini seorang anak harus mendapat perhatian khusus sebelum akhirnya menempuh masa muda. Di masa muda, seseorang akan cenderung merasa lebih berkuasa dan lebih dari semuanya karena kemampuan yang dimilikinya, mulai merasa punya hak lebih dan merasa bisa melakukan apa saja. Setelah pencarian jati diri di masa remaja, di masa muda mereka sudah mulai membentuk jati diri.
Pergaulan di masa remaja juga merupakan.pengaruh jati diri seseorang di masa muda. Orang dewasa, terutama orang tua harus lebih jeli dan hati-hati dalam mendidik seorang anak ketika mereka menginjak masa remaja, karena bila salah mendidik maka akan mempengaruhi jati diri anak tersebut ketika di masa muda . Jati diri yang terbentuk dimasa muda adalah buah dari masa remaja. Jadi mereka perlu diberi pendekatan ke arah positif dan lebih peka kepada lingkungan sosial masyarakat agar jati diri yang membentuk mereka bisa memberi manfaat bagi masyarakat .
c.     Masa penuh gejolak
Kata orang masa muda adalah masa paling menyenangkan. Mungkin benar, tapi kenyataan di lapangan tidak sedikit juga kaum muda yang menghabiskan waktunya dengan sia-sia dan bahkan depresi hingga masuk ke rumah sakit jiwa. Sungguh memprihatinkan bukan? Masa muda adalah masa dimana seseorang mulai pembentukan jati diri seperti disebutkan di atas, ketika masa itu mereka memiliki berbagai problema yang mungkin baru mereka alami. Rasa tanggungjawab dan memiliki hak, hal itu membuat mereka merasa bahwa mereka bisa memilih jalan mereka sendiri tanpa orang dewasa. Mereka mulai belajar menghadapi masalah dengan kemampuan dirinya sendiri. Karena itulah di masa ini, mereka perlu yang namanya teman dekat atau sahabat.
Keberadaan sahabat inilah yang bisa membantu gejolak yang dihadapinya. Sesungguhnya kaum muda tidak bisa berdiri sendiri dengan masalah yang ada. Bila dia seorang yang penyendiri maka orangtua harus melakukan pendekatan kepada anak dan lebih perhatikan terhadap setiap perilaku anak. Gejolak yang mereka hadapi mungkin masalah kecil bagi orang dewasa tapi bisa jadi berat buat mereka.
d.     Masa-masa sensitif
Pada awal masa muda, mereka jauh lebih sensitif dari sebelumnya. Tingkat analisa dan kekritisannya pada suatu masalah meningkat. Dia akan banyak menuntut dengan hal-hal yang dianggapnya benar atau salah. Kesensitifan ini perlu diwaspadai , karena masa pembentukan jati diri dan banyaknya gejolak yang dihadapi bila tidak ada bimbingan rohani, mereka bisa terjebak di dunia sosial yang dapat merusak jiwa mereka . Apalagi saat ini, kaum muda lebih cenderung ke arah-arah negatif untuk memecahkan masalahnya atau hanya sekedar menenangkan pikiran.
Masa sensitif ini harus dimanfaatkan dengan benar. Arahkan mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sosial dan bergabung dengan anak-anak muda yang bergerak pada hal-hal positif. Apabila kaum muda bisa memahami posisinya sebagai ujung tombak bangsa, maka mungkin bagi mereka untuk bekerja lebih keras lagi demi kemakmuran bersama dan mengabdikan dirinya bagi bangsa.
e.     Masa puncak kehidupan
Masa muda diibaratkan seperti musim semi. Musim semi merupakan musim yang membawa kebahagiaan, musim dimana bunga-bunga bermekaran, cuaca yang hangat, pepohonan tumbuh segar, dan merupakan musim terbaik diantara musim-musim lainnya. Seperti itulah keberadaan kaum muda . Dan alasan kenapa masa muda adalah masa puncak, kembali lagi, hal ini karena kekuatan dan kecerdasan pikirnya yang lebih dari masa-masa lainnya dalam siklus kehidupan kehidupan. Di masa puncak atau masa muda, mereka akan lebih aktif dan banyak mengeluarkan tenaganya.
Sekarang, setelah mengetahu hal-hal di atas, maka kita semua tahu bahwa peran kaum muda sangatlah penting. Keberadaan mereka yang vital dan mudah terpengaruh oleh keadaan sekitar perlu diberikan suatu pendidikan yang meningkatkan moral dan rohani. Sejak dini mereka perlu diberi pengertian akan pentingnya peran mereka bagi masa depan bangsa. Kaum mudalah yang akhirnya mewarisi bangsa ini , di tangan merekalah akan dibawa kemana nasib bangsa ini.
Mahasiswa merupakan bagian dari pemuda. Oleh karena itu, mahasiswa harus mempunyai peran dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Lalu, apa peran mahasiswa dalam kehidupan sosial masyarakat, dan apa peran pemuda dalam kehidupan sosial masyarakat. Berikut ini akan dibahas mengenai peran mahasiswa dan pemuda dalam kehidupan sosial masyarakat.
Peran mahasiswa dalam masyarakat sangat penting. Tak bisa dipungkiri, mahasiswa memberikan peran penting dalam pembangunan masyarakat. Kalau dilihat lebih mendalam, mahsiswa pada garis besarnya mempunyai peranan sebagai agent of change, agent of development, dan agent of modernization. Sebagai agent of change, mahasiswa bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah perubahan yang lebih baik. Sedangkan agent of development, mahasiswa bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Sebagai agent of modernization, mahasiswa bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam pembaharuan.
Dalam beberapa aspek kehidupan salah satu di antaranya pendidikan, mahasiswa mengambil andil yang krusial dalam terwujudnya kondisi akademis yang dibawa ke wilayah kemasyarakatan. Hal tersebut diperlukan, sebab sebagai agent of change, mahasiswa menjadi pihak pembawa perubahan. Pada awalnya banyak yang tidak diketahui oleh masyarakat, banyak yang bernilai kurang, sehingga mahasiswa memberi sesuatu yang bernilai lebih pada masyarakat.
Di antara  peran mahasiswa yang bisa kita lihat adalah berbaurnya mereka bersama masyarakat dalam proses pembangunan. Para mahasiswa, sesuai jurusan mereka berupaya mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah. Sebagai contoh, ada mahasiswa yang mengambil jurusan pendidikan Agama Islam, dapat kita bayangkan bahwa mereka bisa mengambil andil penting dalam aktifitas keagamaan, seperti sebagai imam masjid atau khatib di hari Jumat. Di lingkungan-lingkungan masyarakat lainnya, mahasiswa sepantasnya ada disana, sebagai pelaku yang dianggap oleh masyarakat. Misalnya dalam rapat menyelesaikan masalah desa/kelurahan.
Mahasiswa memiliki potensi untuk mengeluarkan gagasan cemerlang sebagai bukti bahwa apa yang dipelajari di universitas memang ada manfaat lebih. Karakter mahasiswa pun ditilik masyarakat sebagai hal yang baik, selama mahasiswa tersebut benar-benar menjalani status sebagai seorang mahasiswa sejati. Contohnya, seorang mahasiswa dididik untuk memiliki jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, akademis, solutif, dan berakhlak terpuji. Bagi masyarakat mahasiswa adalah harapan. Seharusnya mahasiswa merupakan titik terang untuk masa depan. Seberapa besar peran mahasiswa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat tergantung bagaimana mahasiswa menyikapi diri untuk menjadi bermanfaat bagi lingkungan sosial mereka. Sebab tidak semua mahasiswa benar-benar sadar akan apa yang mereka emban. Status mahasiswa jika saja tidak dimaknai dengan baik oleh mahasiswa itu sendiri, akan menjadi hal yang akan mengubah paradigma masyarakat yang awalnya mengharapkan mahasiswa sebagai penyelesai masalah menjadi pengganggu dalam masalah yang tak selesai-selesai. Tentunya hal tersebut bukanlah harapan mahasiswa dan masyarakat seutuhnya. Kesadaran merupakan hal terpenting, tentang bagaimana membangun negeri ini agar bisa lebih baik dari sebelumnya.
Masyarakat membutuhkan peran serta pemuda untuk kemajuan bersama. Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi dan kemauan untukbmenerima perubahan yang dinamis pemudanmenjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya diktator Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum muda. Kaum muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang kritis terhadap pongahnya kekuasaan. Bung Karno disebut-sebut orang yang memiliki semangat menyala-nyala dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Ketika beranjak senja, beliau dianggap tidak mampu lagi meneruskan kepemimpinannya di negara Indonesia, demikian pula dengan banyak pemimpin lainnya. Hal tersebut menunjukan bahwa pemuda memegang peranan yang sangat besar di dalam proses perubahan dan pertumbuhan serta perkembangan suatu masyarakat.
Meskipun demikian, fakta menunjukan bahwa tidak semua pemuda memiliki semangat juang yang positif. Maraknya penggunaan narkoba serta penyalahgunaan obat-obat bius lainnya memaksa kita untuk menyadari bahwa banyak sekali yang harus dilakukan untuk membina kaum muda agar energinya yang sangat banyak tersalur kepada hal-hal yang positif. Dengan demikian, dibutuhkan pembinaan yang intensif terutama pembinaan moral agar pemuda memiliki rasa tanggung jawab untuk membangun serta berjuan untuk kemakmuran rakyat, tidak hanya untuk kepentingan pribadinya.
Para pemuda sebenarnya mempunyai banyak potensi. Potensi-potensi tersebut jika dimanfaatkan oleh pemuda tersebut akan sangat bermanfaat umumnya bagi lingkungan sosial, khususnya bagi pemuda tersebut. Lalu, apa saja potensi yang dimiliki oleh para pemuda? Berikut beberapa potensi yang dimiliki para pemuda.
a. Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
b. Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan dan pembaharuan.
c. Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, setiap pembangunan pasti mengandung resiko, dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
d. Optimis dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
e. Sikap Kemandirian dan Disiplin
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya.
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif.
g. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI.
i. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator.
Selain itu, ada juga kedudukan pemuda dalam lingkungan sosial. Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain :
a. Kemurnian idealismenya.
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru.
c. Semangat pengabdiannya.
d. Sepontanitas dan dinamikanya.
e. Inovasi dan kereativitasnya.
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru.
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri.
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyatan yang ada.
Ada beberapa hakekat kepemudaan yang ditinjau dari dua asumsi :
1. pengkhayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragnen itu mewakili nilai sendiri.
2. merupakan tambahan dari asumsi wawasan kehidupan ialah posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri.Pemuda sebagai suatu subjek dalam hidup, tentulah mempunyai nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakan hidup bersama. Hal ini hanya bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu sendiri ditinjau sebagai interaksi dalam lingkungannya dalam arti luas. Ciri utama dari pendekatan ini melingupi dua unsur pokok yaitu unsur lingkungan atau ekologi sebagai keseluruhan dan kedua unsur tujuan yang menjadi pengarah dinamika dalam lingkungan itu. Keseimbangan antara manusia dengan lingkungannya adalah suatu keseimbangan yang dinamis, suatu interaksi yang bergerak. Arah gerak itu sendiri mungkin kearah perbaikan mungkin pula ke arah kehancuran.
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar 1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah masyarakat.
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni:
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
• Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan kemampuan ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Generasi muda merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkoba, anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).
Oleh karena itu perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi muda itu sendiri. Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya.
Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada khususnya.
Perubahan-perubahan sosial budaya yang terjadi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang diikuti oleh masalah peledakan penduduk dan berbagai krisis dunia dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan, telah mempengaruhi masyarakat secara mendasar. Pengaruh itu dirasakan pula oleh generasi muda atau pemuda sebagai masalah langsung menyangkut kepentingannya di masa kini dan tantangan yang dihadapinya di masa yang akan datang. Secara garis besar, permasalahan generasi muda itu dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yang meliputi :
a. Aspek Sosiologi Psikhologi
b. Aspek Sosial Budaya
c. Aspek Sosial Ekonomi
d. Aspek Sosial Politik
Selain itu, terdapat juga berbagai permasalahan pemuda atau generasi muda pada masa sekarang ini. Berikut berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurang pastian yang dialami oleh generasimuda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Selain masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, masih terdapat masalah lainnya, yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis
Sikap apatis merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah-tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijazah.
• Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.
Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang
penuh dengan trend.
Bung Hatta & Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu mementingkan kesenangan dan selalu mementikan diri sendiri. Sekarang pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini. Peranan pemuda dalam sosialisasi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu biasanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain- main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.
Kini pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge Facebook, lebih suka aktif di
mailing list, lebih suka di forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara. Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani.
Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-
anak. Jadi intinya peran pemuda sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan, banyak pemuda sekarang yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar padahal dari pemuda lah timbul semangat-semangat yang dapat membuat sebuah bangsa menjadi besar. Berkurangnya rasa sosialisasi di masyakat juga tidak lepas dari kecanggihan teknologi sekarang yang semuanya serba instant, mudah dan cepat tanpa harus bersusah payah. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kenyataannya masih ada pemuda-pemuda yang mengikuti kegiatan-kegiatan masyarakat seperti menjadi panitia- panitia dalam keagamaan, sosial, perayaan dan semacamnya.
Peran pemuda dalam masyarakat dapat ditingkatkan dengan mengadakan acara-acara atau kumpul untuk para pemudanya agar lebih bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar. Semoga cita-cita dan perjuangan para pahlawan dahulu untuk memerdekakan bangsa ini dapat terwujud dengan pemudanya yang turut berperan aktif dalam masyarakat.
Negara berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubungan dengan itu negara yang berkembang merasakan selalu kekurangan tenga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenaga kerja dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium dan pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Berikut beberapa cara mengembangkan potensi generasi muda.
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
Salah satu cara mengembangkan potensi generasi muda atau pemuda adalah dengan memberi ilmu pengetahuan dan memberikan pendidikan. Lalu, apa yang dimaksud dengan pendidikan? Apa saja macam-macam dari pendidikan? Berikut akan diuraikan sedikit tentang pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Macam-macam pendidikan:
a. Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
b. Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jenis pendidikan ini termasuk ke dalam pendidikan formal.
c. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
d. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
e. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
f. Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
g. Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
Selain itu, terdapat juga perguruan tinggi. Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Perguruan tinggi negeri
Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
b. Perguruan tinggi swasta
Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
Berikut beberapa alasan untuk berkesempatan mengenyam perguruan tinggi.
a. Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mahasiswa sebagai pemuda atau generasi muda memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakat,  karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.
b. Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapat proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibanding dengan generasi muda lainnya.
c. Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.
d. Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda, umunya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan beroganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.
Sebagai ujung tombak perjalanan kehidupan dalam sebuah lingkungan sosial, pemuda atau generasi muda harus mempunyai peran dalam mengubah lingkungan sosial menuju arah yang lebih baik. Walaupun dalam perjalanannya pemuda mengalami masalah, mereka harus mampu melewatinya dengan cara mereka sendiri. Namun diharapkan pemuda tersebut menempuh cara yang baik dalam menyelesaikan masalahnya.  Agar pemuda dapat menjadi seseorang yang dapat berguna bagi masyarakat di lingkungan sosialnya, maka masayarakat atau pemuda itu sendiri harus bisa mengembangkan potensi dari diri pemuda tersebut. Salah satu cara mengembangkan potensi pemuda tersebut adalah melalui pendidikan yang baik.

Minggu, 15 November 2015

Individu, Keluarga dan Masyarakat

1. Pertumbuhan Individu
Pertumbuhan individu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa. Pertumbuhan individu ini terjadi tidak hanya begitu saja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan secara garis besar digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Pendirian Nativistik
b. Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
c. Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
2. Fungsi Keluarga
Sebagai unit terkecil dari masyarakat, keluarga juga memiliki fungsi untuk menjalankan peranannya. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Inilah yang disebut dengan fungsi keluarga. Berikut ini adalah macam-macam fungsi keluarga :
a. Fungsi Biologis
b. Fungsi Pemeliharaan
c. Fungsi Ekonomi
d. Fungsi Keagamaan
e. Fungsi Sosial
3. Individu, Keluarga, dan Masyrakat
a. Pengertian Individu
Kata individu berasal dari bahasa latin “individiuum” yang artinya yang tak terbagi. Menurut Dr.A.Lysen, individu merupakan kesatuan yang tak terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.
b. Pengertian Keluarga
Kata keluarga berasal dari bahasa Sanskerta “kulawarga” yang berarti anggota. Dari bahasa sansekerta ini, keluarga memiliki pengertian lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Secara umum, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
c. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab “musyarak” yang berarti suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Secara umum, masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
4. Hubungan Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
a. Hubungan individu dengan keluarga 
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
b. Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjunjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu.
5. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Ajakan dari teman atau sanak saudara, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dapat dijadikan alasan terjadinya proses urbanisasi.

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

1. PERTUMBUHAN PENDUDUK
    Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Karena berpengaruh terhadap jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia. Misalnya dengan bertambahnya penduduk maka harus bertambah pula persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah gedung sekolah, dan lain sebagainya.
     Apabila pertambahan penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas diatas maka akan menimbulkan masalah-masalah. Misalnya akan bertambah tingginya angka pengangguran, semakin meningkatknya tingkat kemiskinan, tingginya kriminalitas, dan lain-lain Penambahan/pertambahan penduduk disuatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor demografi, yaitu: kematian (mortalitas), kelahiran (fertilitas), dan migrasi.
a.  Kematian
    Ada dua jenis tingkat kematian yaitu, tingkat kematian kasar (Crude Death Rate) adalah banyaknya orang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Tingkat kematian khusus (Age Specific Death Rate), tingkat kematian dipengaruhi beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.
b.  Fertilitas (Kelahiran Hidup)
    Pengukuran fertilitas tidak sederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut:
· Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi-bayi yang meninggal     beberapa saat setelah kelahiran.
· Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak
· Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun
· Didalam pegukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
c. Migrasi
    Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Migrasi ini adalah merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Langkah-langkah seorang imigran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain terlebih dahulu harus mengetahui faktor-faktor seperti persediaan sumber alam, lingkungan sosial budaya, potensi ekonomi dan alat masa depan. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut setidaknya terhindar dari akibat negatif. Ada beberapa akibat migrasi, yaitu:
· Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan
· Migrasi interegional kebanyakan di Indonesia dilakukan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal ini memungkinkan pertumbuhan penduduk meningkat diluar pulau jawa
· Migrasi antar negara Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971-1980. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk mengetahui pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan, jumlah wanita dalam usia subur, jumlah tenaga kerja yang tersedia, bedasarkan tempat tinggal.
2.  KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
  Berbagai penelitian Antrophologi budaya menunjukkan bahwa terdapat hubungan diantara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan, bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum adat. Ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari. Ciri khas kepribadian suatu bangsa dapat diamati dalam macam ragam karya budayanya. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah sebagai konkretiasi. 
   Nilai dan kaidah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal suatu perilaku yang pantas. Suatu kaidah, misalnya kaidah hukum yang memberikan batas-batas pada perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu “aturan permainan” dalam pergaulan hidup. Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam. Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat kegotong royongan adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada Republik Indonesia, dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.

Senin, 09 November 2015

Kepribadian dan Emosi

KEPRIBADIAN DAN EMOSI
KEPRIBADIAN
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri.
Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya.
Ciri-Ciri Kepribadian Umum
Ciri-ciri kepribadian merupakan karakteristik yang menggambarkan perilaku dan budi pekerti seseorang. Ciri-ciri kepribadian adalah sebagai berikut:
Ketekunan
Ambisi
Kelainan seksual
Timbulnya kecenderungan turunan                                                
Atribut Kepribadian
Beberapa atribut kepribadian yang dapat menjelaskan dan meramal perilaku karyawan :

Lokus kendali: Ada 2 tipe orang disini, yaitu (1) orang yang yakin bahwa mereka adalah pion dari nasib mereka sendiri, dan (2) orang yang melihat hidup mereka sebagai dikendalikan oleh kekuatan luar (eksternal).
Machivelianisme: orang yang machiavelianismenya tinggi akan cenderung pragmatis, menjaga jarak emosional, dan yakin bahwa tujuan dapat menghalalkan cara.
Harga diri: yaitu sejauh mana seseorang memiliki rasa suka atau tidak suka terhadap dirinya sendiri.
Pemantauan diri: merujuk pada kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal.
Mengambil resiko: kecenderungan untuk mengambil atau menghindari resiko akan berdampak pada berapa lama waktu yang diperlukan seorang manager untuk mengambil keputusan dan berapa banayk informasi yang mereka butuhkan sebelum menentukan pilihan.
Kepribadian tipe A dan B : adalah orang yang secara agresif terlibat dalam pergumulan yang kronis dan tanpa henti untuk mencapai lebih banayak dalam waktu lebih sedikit, dan jika perlu, melawan orang-orang/upaya-upaya lain yang menentang.

EMOSI
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
Dimensi Emosi
Emosi ada beberapa jenis berdasarkan :
Varietas : riset mengidentifikasikan enam emosi yang universal, yaitu kemarahan, ketakutan, kesedihan, kegembiraan, kejijikan, dan kejutan. Enam emosi ini dapat dikonseptualisasikan sebagai terus ada sepanjang satu kontinuum, dimana semakin dekat jarak dua emosi apapun pada kontinuum tersebut akan semakin membingungkan orang. Contohnya adalah kebahagiaan dan kejutan sering dikacaukan, sementara kebahagiaan dan kemuakan jarang sekali.
Intensitas : ekspresi yang berbeda dari intensitas emosi yang sama bisa disebabkan dari kepribadian ataupun tuntutan ditempat kerja. Ada orang yang terkendali, tidak pernah memperlihatkan rasa marah, namun ada pula yang sebaliknya. Tentu saja hal ini harus disesuaikan dengan pekerjaan. Presenter misalnya, harus menunjukkan intensitas emosi yang sesuai dengan acara yang dibawakannya.
Frekuensi dan durasi : frekuensi dan durasi yang diperlukan untuk tenaga kerja emosional juga harus disesuaikan dengan kemampuan frekuensi dan durasi yang dimiliki karyawan.
Jenis Kelamin dan Emosi
Bukti menunjukkan bahwa perbedaan antara pria dan wanita dalam hal emosi adalah bila menyangkut reaksi emosional dan kemampuan untuk membaca orang lain. Wanita menunjukkan ungkapan emosi yang lebih besar daripada pria, mengalami emosi secara lebih hebat, lebih nyaman dalammengungkapkan emosi, lebih baik dalam membaca petunjuk-petunjuk non-verbal dan paralinguistik, dan lebih sering menampilkan ekspresi dari emosi yang positif maupun negatif, kecuali kemarahan.
Batasan-Batasan Eksternal Terhadap Emosi
Batasan-batasan eksternal ada 2, yaitu :
Pengaruh organisasional, menyesuaikan dengan perangkat emosional yang dicari organisasi.
Pengaruh budaya, menyesuaikan dengan norma-norma budaya di negara setempat.

Konsep Manusia


KONSEP MANUSIA
Manusia diciptakan dari tanah, dalam pemahaman kita yaitu bahwa manusia akan kembali ke tanah. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia berasal dari pernikahan dan perkawinan. Manusia berdimensi jasmani dan rohani (jiwa/nafs). Jasmani terdiri dari keragaman

Hati Nurani

SUARA HATI (HATI NURANI)
Suara hati atau hati nurani pasti ada pada diri setiap manusia. Hati nurani merupakan kesadaran moral tentang kewajiban dan tangung jawab dalam situasi konkret. Hati nurani senantiasa mengajak manusia kepada kebenaran dan melarang pada suatu kejahatan. Hati nurani

Senin, 02 November 2015

Stres dalam Pekerjaan dan Human Error

Stres dalam Pekerjaan dan Human Error
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.