Minggu, 28 September 2014

IBD- MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A.    MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan peranan yang unik, dan dapat dipandang dalam banyak segi. Di bawah ini beberapa pandangan tenteng manusia dalam ilmu eksakta dan ilmu-ilmu sosial:
1.      Ilmu kimia: manusia dipandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia.
2.      Ilmu fisika: manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi.
3.      Ilmu biologi: manusia
merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam dalam golongan mamalia.
4.      Ilmu ekonomi: manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus.
5.      Ilmu sosiologi: manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri.
6.      Ilmu politik: makhluk yang selalu ingin kekuasaan.
7.      Ilmu filsafat: makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus, dan lain sebagainya.
Selain itu, manusia juga terdiri atas beberapa unsur yang membangun manusia itu sendiri. Setidaknya ada dua pandangan yang dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia, diantaranya:
1.      Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu
a.       Jasad, yaitu : badan kasar yang terlihat, dapat diraba dan berwujud.
b.      Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
c.       Ruh, yaitu : suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d.      Nafs, yaitu : kesadaran tentang diri sendiri.
2.      Manusia sebagai satu kepribadian mangandung tiga unsur, yaitu:
a.       Id, adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir dan paling tidak nampak dan paling primitif. Id merupakan energy psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung ataupun tidak langsung.
b.      Ego, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energy id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego diatur oleh prinsip realitas.
c.       Superego, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua. Kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan dari tingkah laku yang tepat bagi individu untuk dilakukan. Kesadaran membentuk aspek negative dari superego, yang mengatur bahwa penyimpangan dari aturan tersebut akan menyebabkan dikenakannya sanksi.
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa ada beberapa unsur yang membangun manusia dan kita dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia.
B.     HAKEKAT MANUSIA
a.      Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Ketika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak akan mengalami kehancuran, sedangkan tubuh akan mengalami kehancuran.
b.      Manusia ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi dengan akal, perasaan dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia dan hewan. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya:
1.      Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2.      Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan
3.      Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4.      Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan     dari yang lain.
5.      Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6.      Perasaan religious,yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
c.       Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi.
d.      Makhluk ciptaan tuhan yang terikat dengan limgkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “ekstensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terkait dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
C.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari  bahasa Sansekerta yaitu budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi, kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya. Atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.” Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik itu yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Di bawah ini terdapat beberapa pengertian kebudayaan menurut ahli-ahli di bidang sosial budaya dari berbagai dunia.
a.       E.B. Taylor (1871) merumuskan kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b.      Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaansebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
c.       Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
d.      Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
e.       Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
f.       A. L. Krober dan C. Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
g.      C. A. Van Peursen mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja di tengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (vital). Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu :
a.       Sistem ideology meliputi etika, norma, adat istiadat peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa  interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.
b.      Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin dalam lingkungan kerabat, maupun yang terjadi dengan  masyarakat lebih luas serta pemimpin-pemimpinnya.
c.       Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya sesuai dengan nilai budaya yang berlaku.
D.    UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Di bawah ini beberapa pendapat tentang unsur-unsur kebudayaan menurut ahlinya, diantaranya:
a.       Melville J. Herkovits, menurutnya hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan krkuatan politik.
b.      Bronislow Malinowski, menurutnya unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan orgaisasi kekuatan.
c.       C. Kluckhohn, di dalam karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1.      Sistem religi (sistem kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo religious.
2.      Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk manusia sebagai homo socius.
3.      Sistem pengetahuan, merupakan produk  manusia sebagai homo sapiens.
4.      Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, merupakan produk manusia sebagai homo economicus.
5.      Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produk manusia sebagai homo faber.
6.      Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
7.      Kesenian, merupakan produk dari manusia sebagai homo aesteticus.
Cultural universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dala unsur-unsur yang telah kecil,. Disebut kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Curtural activity dapat dibagi lagi manjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebut trait-complex. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk trait, adalah item.
E.     WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
1.      Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia
Wujud ini disebut system budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala yang menganutnya, atau dalam perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2.      Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkrit, dapat diamati dan diobservasi. Wujud ini sering disebut system sosial.
3.      Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
F.     ORIENTASI KEBUDAYAAN
Menurut C. Kluckhon system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1.      Hakekat hidup manusia (MH)
2.      Hakekat karya manusia (MK)
3.      Hakekat waktu manusia (WM)
4.      Hakekat alam manusia (MA)
5.      Hakekat hubungan manusia (MN)
G.    PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Terjadinya gerak perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh :
1.      Sebab-sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaanya sendiri. Misalnya perubahan jumlah dan kompisisi penduduk.
2.      Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka cenderung berubah lebih cepat,seperti masuknya budaya barat yang mempengaruhi masyarakat Indonesia.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan bari,diantaranya :
1.      Terbatasnya kontak dengan masyarakat luar disebabkan karena masyarakat yang terlalu menutup diri dengan lingkungan luar.
2.      Pandangan hidup dan nilai-nilai dominan pada suatu kebudayaan ditentukan oleh agama,maka penerimaan unsur baru mengalami hambatan yang harus diukur dengan ukuran yang berlandas agama.
3.      Corak struktur sosial masyarakat menentukan proses penerimaan kebudayaan sehingga system otoriter sukar menerima unsur budaya baru.
4.      Unsur budaya yang diterima jika sebelumnya sudah ada unsur budaya lain yang menjadi landasan bagi unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.      Mudah dibuktikan kegunaanya oleh masyarakat yang bersangkutan bila unsur baru memuliki kegiatan yang terbatas
H.    KAITAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan ialah: manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilakukan manusia.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sam lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
1.      Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.      Objektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas objektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.      Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya, bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar