Stres dalam Pekerjaan dan Human Error
Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
Sumber stress disebut dengan stressor
dan ketegangan yang diakibatkan karena stress, disebut strain. Stres kerja
adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan
dalam menghadapi pekerjaannya (Anwar Prabu, 1993: 93). Beehr dan Franz (dikutip
Bambang Tarupolo, 2002:17), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses
yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan,
tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Menurut Pandji Anoraga
(2001:108), stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik
maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkunganya yang dirasakan
mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Gibson dkk (1996:339),
menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai
oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan
suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau
peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan
kepada seseorang.
Ashar Sunyoto (2001:
381), mengelompokkan faktor-faktor penyebab stres dalam pekerjaan yaitu:
1. Faktor-Faktor
Intrinsik dalam Pekerjaan: meliputi tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan
fisik berupa bising, vibrasi (getaran), higene. Sedangkan tuntutan tugas
mencakup kerja shift atau kerja malam, beban kerja, serta paparan terhadap
risiko dan bahaya,
2. Peran
Individu dalam Organisasi
3. Pengembangan
Karier
4. Hubungan
dalam Pekerjaan
5. Struktur
dan Iklim Organisasi
6. Tuntutan
dari Luar Organisasi atau Pekerjaan
7. Ciri
individu Stres ditentukan oleh individunya sendiri, sejauhmana ia melihat
situasinya sebagai penuh stres.
Dampak stress kerja
terhadap individu adalah munculnya masalah yang berhubungan dengan kesehatan,
psikologis dan interaksi interpersonal. Masalah kesehatan seperti gejala
gangguan fisik misalnya: tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Masalah
psikologis seperti depresi, apatisme, reaksi emosional, kemarahan. Masalah
dalam interaksi interpersonal yaitu terjadinya ketegangan dan konflik antara
pihak pekerja dengan pihak manajemen dan terhambatnya kerja sama antara
individu satu dengan yang lain.
Ada empat pendekatan
terhadap stres kerja yakni sebagai berikut:
a. Pendekatan dukungan sosial, dilakukan
melalui aktivitas yang bertujuan memberikan kepuasan sosial kepada karyawan.
b.
Pendekatan biofeedback, dilakukan melalui bimbingan medis yakni
melalui bimbingan dokter, psikiater, dan psikolog, sehingga diharapkan karyawan
dapat menghilangkan stres yang dialaminya.
c.
Pendekatan kesehatan pribadi, merupakan pendekatan preventif sebelum terjadinya stres.
d.
Pendekatan meditasi, dilakukan melalui
penenangan pikiran, dzikir, dan olah raga pernafasan.
Human error
merupakan kesalahan dalam pekerjaan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian atas pencapaian
dengan apa yang diharapkan. Berikut ini beberapa kategori human error:
a.
Learning Gap: manusia tersebut tidak
tahu yang dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan akan hal yang dikerjakannya
atau kurangnya pengertian dan konsekuensi atas pekerjaan yang dia lakukan.
b.
Memory Gap: manusia tersebut tahu tetapi
tidak ingat, kesulitan untuk menggunakan kemampuan atau pengetahuan yang
dimiliki ketika waktu dan situasi membutuhkan kemampuan tersebut.
c.
Inconsistency: tahu tetapi dalam
prakteknya timbul variasi metoda atau standar menghasilkan performa dan hasil
yang tidak konsisten.
d.
Omission: tahu tetapi melewatkan satu
tahapan atau informasi.
e.
Application: tahu tetapi menerapkannya
dengan salah, seperti salah membaca sesuatu, membuat suatu hasil yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar